TULISAN SOFTSKILL
ETIKA BISNIS
BERITA YANG TIDAK
ETIS
MONIKA YUSIANA
14210521
4EA21
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
Merdeka.com - Jelang Pemilu 2014,
partai politik seakan berlomba merekrut artis untuk dijadikan caleg. Salah satu
tujuannya untuk mendongkrak perolehan suara parpol tersebut.
Salah satunya adalah Partai Amanat Nasional (PAN) yang pernah berniat merekrut artis Raffi Ahmad menjadi caleg. Namun, rencana tersebut batal karena artis asal Bandung itu ditangkap BNN karena dugaan penggunaan zat sejenis narkoba.
Menanggapi hal itu, pakar hukum pidana Universitas Padjajaran, Yesmil Anwar mengatakan, tidaklah etis jika parpol hanya bertujuan mendulang suara di Pemilu dengan merekrut artis. Harusnya yang menjadi ukuran adalah kemampuannya sebagai seorang calon, bukan keartisannya.
"Itu parpolnya tidak etis, tidak tahu bagaimana mengambil orang yang betul-betul punya kemampuan dan harga yang bagus dijadikan penarik dukungan," ungkap Yesmil di Bandung, Kamis (31/1).
Namun demikian, dia mengakui tak ada yang salah dengan perekrutan artis oleh parpol. Tapi merekrut artis yang terjerat narkoba akan membuat citra partai jatuh di mata publik.
Dia menilai, sudah seharusnya rekrutmen caleg parpol berdasarkan popularitas dihentikan. Sebab, kunci dari kondisi parpol yang buruk saat ini berawal dari rekrutmennya.
"Saya khawatir akan bahaya lebih besar lainnya dengan perekrutan artis sebagai politisi," kata Yesmil yang juga aktivis pembinaan pecandu narkoba.\
Salah satunya adalah Partai Amanat Nasional (PAN) yang pernah berniat merekrut artis Raffi Ahmad menjadi caleg. Namun, rencana tersebut batal karena artis asal Bandung itu ditangkap BNN karena dugaan penggunaan zat sejenis narkoba.
Menanggapi hal itu, pakar hukum pidana Universitas Padjajaran, Yesmil Anwar mengatakan, tidaklah etis jika parpol hanya bertujuan mendulang suara di Pemilu dengan merekrut artis. Harusnya yang menjadi ukuran adalah kemampuannya sebagai seorang calon, bukan keartisannya.
"Itu parpolnya tidak etis, tidak tahu bagaimana mengambil orang yang betul-betul punya kemampuan dan harga yang bagus dijadikan penarik dukungan," ungkap Yesmil di Bandung, Kamis (31/1).
Namun demikian, dia mengakui tak ada yang salah dengan perekrutan artis oleh parpol. Tapi merekrut artis yang terjerat narkoba akan membuat citra partai jatuh di mata publik.
Dia menilai, sudah seharusnya rekrutmen caleg parpol berdasarkan popularitas dihentikan. Sebab, kunci dari kondisi parpol yang buruk saat ini berawal dari rekrutmennya.
"Saya khawatir akan bahaya lebih besar lainnya dengan perekrutan artis sebagai politisi," kata Yesmil yang juga aktivis pembinaan pecandu narkoba.\
Analisanya :
Menanggapi hal itu,
pakar hukum pidana Universitas Padjajaran, Yesmil Anwar mengatakan, tidaklah
etis jika parpol hanya bertujuan mendulang suara di Pemilu dengan merekrut
artis. Harusnya yang menjadi ukuran adalah kemampuannya sebagai seorang calon,
bukan keartisannya.
"Itu parpolnya tidak etis, tidak tahu bagaimana mengambil orang yang betul-betul punya kemampuan dan harga yang bagus dijadikan penarik dukungan”
"Itu parpolnya tidak etis, tidak tahu bagaimana mengambil orang yang betul-betul punya kemampuan dan harga yang bagus dijadikan penarik dukungan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar